Strategi Peningkatan Kemampuan Komando dan Pengendalian Operasi Koperasi Anti-UAV
Meningkatkan kemampuan komando dan kontrol operasi kerja sama anti-UAV sangat penting untuk mengatasi ancaman UAV modern. Hal ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan efisiensi fusi informasi dan pengambilan keputusan komando melalui pembangunan sistem fusi informasi, jaringan transmisi data, dan model pengambilan keputusan yang cerdas; memperkuat efektivitas organisasi tempur kooperatif dengan membangun proses pengambilan keputusan yang efisien dan meningkatkan arsitektur komando kooperatif; dan terus meningkatkan tingkat komando dan kendali operasi kerja sama anti-UAV melalui integrasi sarana teknis cerdas.
1 Mengoptimalkan Mekanisme Penggabungan dan Pembagian Informasi
Dalam lingkungan medan perang yang kompleks, satu sumber informasi sulit mencerminkan situasi medan perang secara lengkap dan akurat. Namun, penggabungan dan pembagian informasi dari berbagai sumber dapat secara signifikan meningkatkan keakuratan kesadaran situasional dan keilmuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, optimalisasi mekanisme fusi dan pembagian informasi merupakan tugas utama untuk meningkatkan kemampuan komando dan kendali.
1.1 Membangun Sistem Penggabungan Informasi Multi-Sumber
Inti dari fusi informasi multi-sumber terletak pada penyelesaian masalah yang berkaitan dengan standarisasi data heterogen dan registrasi spatiotemporal dari sensor yang berbeda [3]. Penting untuk menetapkan standar data terpadu dan spesifikasi antarmuka, menerapkan pemrosesan standar informasi yang diperoleh dari berbagai sensor dan sumber data, serta meningkatkan kualitas dan konsistensi data. Sistem fusi informasi multi-sumber harus dibangun, memanfaatkan algoritma fusi informasi canggih untuk mencapai fusi informasi multi-sumber yang mendalam, meningkatkan akurasi identifikasi dan pelacakan target, dan memberikan dukungan informasi yang komprehensif dan tepat untuk pengambilan keputusan perintah. Sementara itu, teknologi pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam harus diperkenalkan untuk memungkinkan sistem secara otomatis belajar dan beradaptasi dengan lingkungan medan perang dan karakteristik target yang berbeda, sehingga terus mengoptimalkan efektivitas fusi informasi.
1.2 Meningkatkan Efisiensi dan Kualitas Pemrosesan Informasi
Dalam operasi anti-UAV, situasi medan perang berubah dengan cepat, sehingga kecepatan dan keakuratan pemrosesan informasi menjadi sangat penting. Peralatan komputasi berkinerja tinggi harus digunakan untuk mempercepat kecepatan pemrosesan informasi; teknologi analisis data besar harus diadopsi untuk menambang data penerbangan UAV historis, melakukan pra-kalibrasi tingkat risiko target, dan memberikan referensi untuk pemrosesan informasi waktu nyata. Teknologi komputasi paralel seperti komputasi terdistribusi dan komputasi tepi harus digunakan untuk memproses data secara terdesentralisasi di banyak node, sehingga mengurangi beban komputasi pada node pusat. Mekanisme pembersihan data dan evaluasi kualitas perlu ditetapkan untuk menghilangkan informasi yang salah dan berlebihan serta menjamin kualitas data masukan. Selain itu, algoritme penyaringan adaptif dan model alokasi bobot dinamis harus dikembangkan untuk melakukan penilaian akurasi, kelengkapan, dan ketepatan waktu informasi secara real-time, serta segera menghapus informasi yang salah atau berkualitas rendah. Hal ini semakin meningkatkan ketepatan pemrosesan informasi dan memberikan dukungan data yang andal untuk pengambilan keputusan perintah.
1.3 Membangun Jaringan Transmisi Data yang Aman dan Efisien
Membangun jaringan transmisi data yang stabil, aman, dan berkecepatan tinggi adalah kunci untuk memastikan transmisi data yang akurat dan tepat waktu antar berbagai unit tempur. Upaya harus dilakukan untuk memperkuat perlindungan keamanan jaringan dengan memperkenalkan algoritma enkripsi dan mekanisme otentikasi identitas, menjaga keamanan proses transmisi data, dan mencegah risiko seperti kebocoran atau pencurian informasi perintah. Stasiun pangkalan 5G seluler harus dikerahkan di area pertempuran, memanfaatkan teknologi komunikasi 5G untuk mengirimkan data deteksi dengan cepat dari radar, optoelektronik, navigasi, dan sensor lainnya ke pusat komando, sekaligus segera mengeluarkan keputusan dan instruksi pusat komando kepada unit-unit tempur. Memperpendek waktu transmisi informasi akan memampatkan siklus operasional OODA dan meningkatkan kecepatan respons operasional. Selain itu, berbagai sarana komunikasi seperti jalur data dan satelit harus diintegrasikan untuk membangun jaringan redundan dan mekanisme perutean dinamis, dengan beberapa jalur transmisi data yang dibangun. Jika terjadi kegagalan atau gangguan tautan utama, peralihan otomatis ke tautan cadangan dapat dicapai, meningkatkan kekebalan jaringan dan kemampuan penyembuhan mandiri, serta memastikan transmisi data tidak terputus.